Kisah Kita

Blog seputar Kampus, Mahasiswa, Kerja, Viral, dan Sosial

Kamis, 18 Januari 2018

Mengapa Aku Menulis ?

Aku juga mempertanyakan hal yang sama. Padahal aku dulunya sangat tidak suka menulis, karena bagiku menulis hanyalah hal yang sia-sia. Apalagi menulis dengan tulis tangan di atas kertas, menjadi sangat sia-sia karena tidak bisa di baca lagi. Teman-temanku bilang tulisanku mirip dengan cakar ayam, Aku setuju!, memang seperti itu.

Ekpektasi saat masuk kuliah Sastra Inggris, sangat jauh dengan kenyataan yang kualami. Atau bisa dikatakan bahwa aku salah dalam ber-ekspektasi. Aku sebenarnya tidak mengerti sastra sebelum aku menerima pelajaran di kelas kuliah ku. Dulu aku pikir bahwa Sastra Inggris itu adalah belajar tentang budaya dan keseharian sebagai orang Inggris. Berbicara Bahasa Inggris setiap hari, dan membaca buku bacaan yang berbahasa Inggris.

Dari semua itu, hanya sedikit yang benar. Membaca buku berbahasa Inggris memang benar, berbicara bahasa inggris juga benar, Sesuai dengan realitanya. Namun aku salah pengertian dengan kata 'Sastra'. Ternyata 'sastra' itu lebih mengarah kepada pembelajaran tulisan-tulisan yang ada di Inggris atau yang berbahasa inggris. Di kampus ku juga sama, belajar kesusastraan Inggris seperti yang umumnya. Hanya saja sepertinya ada beberapa penyekatan arti dari kesatuan 'Sastra Inggris' atau lebih tepatnya Sastra dan Inggris.

Baca juga : Tips blogging bagi mahasiswa

Jadi pada awal masuk kuliah ada beberapa mata kuliah yang belajar Bahasa Inggris dan ada juga yang belajar menulis, bukan menulis Bahasa Inggris tapi menulis dengan Bahasa Indonesia. Dengan 'starting point' untuk terbiasa menulis dulu pada awal semester, sehingga nantinya terbiasa menulis, yang di satukan antara 'Sastra' dan 'Inggris' pada semester tua kuliah. Begitu ceritanya.

Di dalam pikiranku, pekerjaan ini terbagi menjadi dua, yaitu belajar Bahasa Inggris dan Belajar Sastra. sehingga mau tidak mau aku harus menjalaninya. Tibalah di mata kuliah menulis.

Dalam pembelajaran menulis ada satu quotes yang aku masih ingat sampai sekarang, yang diberikan oleh Dosen ku waktu itu. Dia berkata bahwa "Menulis itu memiliki rumus, 1000 kali membaca sama dengan 1 kali menulis". Artinya sebelum kita menulis, kita diwajibkan untuk membaca begitu banyak bacaan dan sumber. Tidak hanya novel saja, atau cerita pendek saja, atau puisi, atau koran dan buku pelajaran lainnya. Namun semuanya harus dibaca. Akhirnya berangkat dari quotes itu, aku mulai membaca. Pembelajaran Bahasa Inggris mulai terdominasi oleh pelajaran menulis.

Sampai saat aku masuk kuliah, sebenarnya aku belum pernah tuntas membaca novel, karena menurutku waktu itu membaca itu membosankan. Mendingan menonton film saja. Contoh saja buku laskar pelangi. Di perpustakaan SMP ku dulu, ada novel 'Laskar Pelangi - Andrea Hirata'. Aku sudah baca sinopsisnya, dan baca sedikit bukunya, berhenti di lembar ke 7. Setelah itu sudah, hilang dan tidak mau dibuka lagi. Itu pun karena tugas bahasa  Indonsia yang disuruh merangkum satu bacaan dari buku yang ada di perpustakaan. Ahkirnya beberapa tahun setelah itu 'Laskar Pelangi difilmkan, Aku sudah menontonnya dan aku tahu keseluruhan ceritanya. Lebih mudah dibandingkan dengan membaca beratus-ratus lembar.

Baca juga : Calon sarjana menjiplak karya orang lain

Namun, tanpa aku sadari, aku suka dengan puisi dan sering membacanya di timeline facebook. Beberapa nama sastrawan terkenal pernah aku baca karyanya seperti 'W.S Rendra, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer dan Joko Pinurbo. Itu pun tanpa sengaja karena berkeliaran di beranda facebook-ku. Kalau saja bukan karena facebook mungkin aku tidak pernah membaca puisi. Terimakasih facebook.

Lain lagi dengan cerita pendek, dulu aku tidak pernah baca cerita pendek koran yang keluar setiap minggunya. Aku bahkan tidak tahu ada cerita pendek yang keluar di koran waktu itu. Dulu bagiku, kesusastraan adalah hal yang asing. Jauh dari karya sastra juga tidak membuat hidupku sulit. Namun lain hal dengan sekarang, karya-karya sastra seakan menjadi bagian dari lingkunganku, dan aku harus membacanya.

Aku masih ingat puisi pertama yang aku buat secara sadar dan awamnya sebagai mahasiswa sastra. ini dia:

Baca juga : Samudra di atas awan


SAMUDRA DIATAS AWAN


Mentari indah pancarkan jutaan cahaya

hangatnya tak terasa membungkam kata

dari ketinggian tak terkira ku saksikan semuanya

megah memecah syurga gelombang awan bak samudra 



Dingin menusuk lembaran kulit berlapis

terbayar semua oleh karya tuhan yang tak pernah habis

mata memandang hamparan negeri tiada batas

gunung dan lembah berisarat dalam semesta yang amat luas



Gumpalan asap putih tenang di sisi dunia

Mendapat Tempat terindah sebagai singgasananya

Cahaya indah dari sang surya , memberikan makna tak terhingga 

Bahagia terasa di dalam jiwa, merasakan ciptaan yang maha kuasa



Diatas bukit baginda hamba lunturkan satu impian

Dalam sempurnanya alam di tengah langit tuhan

Pagi dunia aku saksikan dengan rasa damai dan tangisan

Di puncak ini aku di persembahkan satu dari Milyaran Karya tuhan 

samudera di atas awan….



Puisi ini, ku tulis dulu ketika ada seminar puisi di kampusku(kalau tidak salah 2014 bulan Januari), Pada saat menulis ini aku pikir ini sudah yang terbaik, namun ternyata setelah kubaca lagi sekarang, karya ini tidak cukup kuat untuk menggugah perasaan. Tapi, aku tidak berhenti, tetap saja menulis.

Sampai di penulisan cerita pendek, dan ini dia cerita pendek pertama yang aku buat : 'Si Poltak'

Saat membaca ini sekarang, Aku menyadari sangat banyak kekuarangannya. Setting dan ceritanya tampak kurang jelas, belum lagi bahasa yang digunakannya bercampur. Tulisan-tulisan seperti ini menjadi evaluasiku hingga bisa mencapai titik saat ini(walau sebenarnya tidak ada peningkatan).

Baca juga : 

Belajar dari keseharian, buku bacaan dan hasil berdiskusi, aku membuat karya dengan cukup konsisten semenjak itu. Puisi yang kucipta semakin hari semakin bertumpuk, begitu juga dengan cerita pendek, tidak kalah dengan skrip novel yang baru kubuat beberapa bab. Hanya saja, pada semester 6 tepatnya bulan mei 2016, karyaku yang ditumpuk di laptop hilang bersamaan dengan laptopnya. Tidak banyak karya yang terselamatkan, hanya beberapa biji, itu pun karena ku bagikan di berbagai tempat seperti line, facebook dan blog. Tidak seberapa, tidak ada seperempat dari karya karyaku.

Sampai tahun itu, aku memutuskan untuk berhenti menulis. Merasa kecewa pada diri sendiri dan kesal, karena bukan hanya karya saja yang hilang, tapi dokumentasi berhargaku berada di sana semua. Kegiatan membaca ikut terhenti, masih merasa sakit saat mulai membaca. Apalagi mulai menulis.

Berhentinya dari menulis juga cukup meresahkan, karena bagiku menulis juga merupakan luapan hati. akhirnya aku menulis sedikit demi sedikit di awal tahun 2017. Tidak banyak, hanya beberapa penggal kata, hanya untuk melampiaskan gelisahan. Aku menuliskannya di buku, yang hingga akhir 2017 terisi penuh dengan 13 cerita. Belum ada yang membacanya. Isinya tidak beda jauh dengan tulisanku yang seperti ini, hanya saja di sana mencakup cerita yang agak personal untuk dibagikan.

Baca juga : Realita Mahasiswa

Di 2018-pun sama, aku menulis hanya untuk diri sendiri, di buku secara tulis tangan dan hanya untukku sendiri. Sampailah pada 2019, Aku menemukan kembali rasa yang dulu pernah ada, rasa ingin mencipta karya. Hingga di sini aku kembali, dengan melewati banyak bacaan, ku menulis lagi. Namun bedanya, aku meluapkan cerita-cerita ku yang di potong menjadi banyak bagian dan tidak tergantung pada waktu dan latar.

Bagiku, kegiatan menulis kini marus dilaksanakan, merasa tertinggal dari orang-orang yang dulu sempat berjalan bersama, membuatku muak dengan diri sendiri. Juga, balas dendam ini harus tuntas dan cerita harus dituliskan. Walaupun dengan hanya seginilah kemampuanku hingga saat ini.


***

Untuk lebih lengkapkanya cerita dan karyaku, bisa kunjungi Disnothing. Terimakasih :)

Selasa, 09 Januari 2018

Mahasiswa kampus identik dengan kata demo, dan Indonesia identik dengan kata demokrasi. Lalu bagaimana dengan mahasiswa indonesia? "Demo Kerasi?" Ini adalah tulisan lama yang gw sempat tulis, tapi ga sempet gw publish. 

Saat gw nulis ini, gw masih berada dalam organisasi. Jadi perasaan politik dan idealisnya agak menggebu-gebu gitu. Tapi, sekarang beda lagi , perasaan itu udah mulai terkikis perlahan. Yang gw temukan di tulisan ini pun sebenarnya ga tau kemana arah tulisan ini. silahkan di baca jika kalian mempunyai waktu luang.


democracy? demo kerasi? demo keras sih?

Demo Kerasi ?

Mereka semua mati. Entah kenapa. Aku masih tak mengerti dengan apa yang telah mereka lakukan. Aku pun tidak melakukan apa-apa. Aku hanya ikut karena mereka mengajakku untuk bersuara bersama, katanya. Aku pun tak tau suara yang mana.
Hingga saat ini para pemuda yang tadinya aktif dalam menegakkan keadilan katanya itu telah kembali ke sisi yang maha kuasa. aku pikir mereka pintar untuk hal yang menyangkut nyawa, tapi pada akhirnya mereka mati sia-sia. Tidak, mereka tidak mati sia-sia, mereka mati untuk negaranya.


*
Selasa sore aku masih duduk di depan kantin yang berada di belakang kampuku. Tempat biasanya kami berdiskusi. Tak ada tempat lain lagi, semua tempat di kampus kami gunakan sebagai pajangan kampus, termasuk sebuah taman. Taman yang indah dulunya saat masih kami gunakan sebagai tempat untuk bersantai sore. Namun tidak sekarang, taman itu sudah dikandangi.

Kami masih menunggu yang lainya, kami akan mengadakan sebuah rencana besar. Mereka bilang hal ini akan merubah dunia. Aku tidak tahu bagaimana mereka melakukannya. Tapi yang pasti mereka akan bersuara di depan pemerintahan, dan akan memberikan sesuatu yang besar untuk negara, katanya.

Ketika yang lainya sudah datang dan kami berdiskusi tentang orasi yang akan di adakan di depan pemerintahan. aku masih asik dengan mainan baruku, yaitu gadged yang didapat dari jabatanku saat ini. aku ditugaskan sebagai menteri komunikasi di badan eksekutif ini. aku masih tidak tahu apa guna ku, tapi yang sudah kulakukan adalah mengumpulkan informasi dan memberikan nya kepada mahasiswa lainya. Aku sudah melakukannya.

Aku bukanlah orang yang pintar dalam mengkritik, aku lebih cenderung mengikuti alur yang telah ada. Tapi katanya di dalam keanggotaan kami ini tidak seperti itu. Mereka bilang bahwa kami ini adalah orang yang melawan arus, yang akan menjadi orang yang menegakan keadilan.

Setelah rapat usai, sore ini memang agak berbeda dari suasana sore biasanya. Hari ini terlihat ramai. Mungkin karena mereka punya semangat besar yang akan melaksanakan rencana besar esok hari.
Hari ini adalah 28 oktober. Kami para pemuda tau itu hari kami. Ya, hari sumpah kami. kami berkumpul di depan pemerintahan. Seperti yang dikatakan dalam obrolan sore kemarin, kami akan menggalakkan suara kami untuk indonesia. Bukan bernyanyi, tapi berorasi.

Sore pukul 3 banyak sekali arak-arakan yang bertuliskan tegakkan keadilan, kembalikan orang hilang, sampai ungkap pembunuh munir. Polisi berjaga menbentuk pagar betis di luar pagar pemerintahan. Kami para mahasiswa berkumpul di sini. Berjuang menegakkan keadilan.

Suasana makin panas, ujuk rasa menjadi sedikit anarkis. Seseorang dalam kerumunan berteriak. “BAKAR PEMERINTAHAN..!!!” Aku terkejut mendengarnya. Lalu ia menaiki sebuah panggung kecil berwarna merah yang digunakan untuk bersuara. Dia mengungkapkan bahwa “keadilan harus di tegakkan, mahasiswa tidak buta, mahasiswa melihat segala permasalahannya, dan pemerintah hanya diam saja. BAKAR PEMERINTAHAN…!!!”
Suasana menjadi ricuh, orang-orang berlarian. Menerobos ingin masuk pemerintahan. Melawan polisi berbadan besar. serta Ban bekas di bakar menandakan keanarkisan. Aku pun berlari. Bukan menerobos untuk masuk kedalam, tapi untuk menjauh. Namun yang lain tetap bergelut dalam kerumunan.

Beberapa saat kemudian ,beberapa mobil polisi datang, melancarkan serangan gas air mata. Kini kumpulan mahasiswa terkepung oleh ratusan polisi.

Suasana sejenak meredam. Tapi ketika polisi akan menagkap para orator. Tapi, Sebuah bom molotof di lepaskan kepada seorang polis yang hendak menahan orator. Tidak diketahui dari mana datangnya bom itu. suasana dikabutkan dengan gas air mata. Suasana kini pecah menjadi hujan tembakan.

Aku masih melihat dari kejauhan. Aku mendengar bunyi tembakan yang dilepaskankepada pemuda-pemuda yang bersuara itu. Aku kini berada di kerumunan orang-orang yang menonton pertunjukan besar ini. Aku masih tak mengerti.

Aku berlari dari kerumunan orang-orang yang berseragam polisi itu, aku berlari dari orang orang yang menyebut mereka pemuda dan aku lari dari orang-orang yang menyaksikan perperangan itu. dan hingga aku menemukan plang yang besar yang terpajang di sisi jalan, bertuliskan :
Soempah Pemoeda Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.



MARI BERJUANG BERSAMA, KITA PARA PEMUDA MATI UNTUK NEGARA,

AYO TEGAKKAN KEADILAN ?


Dan aku termenung melihat kata-kata itu. bukan isi sumpah pemudanya,tapi isi dari ajakan mereka. “AYO TEGAKKAN KEADILAN”. Jika mahasiswa berjuang untuk negaranya, para pemerintah berfikir untuk negaranya, para masyarakat bekerja untuk negaranya, lalu keadilan yang mana yang mau di tegakkan ?

***

Jumat, 05 Januari 2018

Kali ini kita coba bahas mengenai motor, article ini bukan dibuat oleh gw tapi oleh temen gw yang bernama Egi Widiyanto. Dia ini anaknya suka banget sama modifikasi motor terutama motor modifikasi jenis thailand ini atau biasa disebut 'Thailook Style'. 

Karena tadi gw baca articlenya jadi gw mau post ini aja. Dan gw di sini hanya selaku editor blog jadi secara inti dari pembahasannya tidak ada yang dirubah. Langsung aja silahkan di simak 😏

(Thailook Style) : menerapkan gaya motor Thailand

(Thailook Style) : menerapkan gaya motor Thailand


Modifikasi Thailand banyak diminati oleh anak remaja di Indonesia, banyak dari mereka yang rela menghabiskan uangnya demi mengganti part asli pabrik dengan aksesoris Moge (motor gede). Part yang diaplikasikan biasanya “Brembo” pengereman, “Ohlins, Showa or Nitron” shock absorber, “pro-bolts” baut-baut, dan menggunakan velg 17.  


Prinsip modifikasi ini “simple and clean” dengan menggunakan part high quality dan original Thailand. Part asli dari sepeda motor yang digunakan, sepenuhnya adalah jenis yang benar dari seni yang indah. Tidak banyak dari pemodifikasi motor menggunakan bahasa Thailand seperti, “5555+” yang artinya “ha ha ha ha”, dan “เงิน” yang berarti “uang”. 


Adapun hal gila lainnya seperti merubah bentuk motor pabrikan Indonesia menjadi asli pabrikan Thailand, dengan membeli langsung part yang diinginkan ke Thailand. Sebenarnya modifikasi ini terbilang hobi yang cukup mahal, baut bodi (pro-bolts) chrome bisa di hargai 6ribu/ satu baut. Beda dengan baut pro-bolts blue dan gold, itu bisa sampai 10ribu hingga 16ribu/ satu baut. Ada yang perlu kalian ketahui beda bentuk, beda ukuran, akan berbeda juga harganya.

Tidak bisa dipungkiri, modifikasi Thailand (Thailook Style) ini mewabah begitu sangat pesat, hampir seluruh kota besar, seperti Bandung, Purwakarta, BKT, Karawang, dan kota-kota besar lainnya memiliki komunitas Thailook Style.

Seperti perubahan motor Mio Sporty menjadi Soul Mx yang memakan biaya sampai 3juta. Perubahan yang dilakukan oleh Agung Prasetyo Hidayat ini belum cukup sampai disitu, karena part lainnya pun menjadi berubah.

contoh modifikasi motot Thailook style. (Thailook Style) : menerapkan gaya motor Thailand
Contoh modifikasi motor Thailook Style


Agung said. “sebetulnya sih iseng saja, pengen ngerubah dari motor ke motor lainnya, bisa dibilang transgender, namanya modifikasi kan engga ada batasan mau sampai kapanpun, intinya mau berkreasi dengan ide dan ingin tampil beda”.

Sebenarnya modifikasi ini bertentangan dengan standard berkendara, karena kebanyakan orang menggunakan velg dengan rim berdiameter 1.20x17 dan 1.40x17. Hal ini tidak mengurangi penggemar Modifikasi Thailook style, karena banyak pilihan barang dengan kualitas sangat bagus.  Penggemar Thailook style yang pintar dapat memahami dan menggunakan barang dengan kualitas A+. Tidak hanya tampil keren, karena keselamatan dalam berkendara adalah nomor 1.

Langkah modifikasi Thailook sendiri banyak pilihan, dengan menggunakan spare part original. Seperti penggunaan trombol original pabrik, master rem Brembo Gp cnc 18x18 grade A dan kohken, velg Tk Takasago Exel Asia, jari-jari menggunakan TDR, ban luar dan ban dalam menggunakan Swallow Blaster dan camel. 

Gaya yang simple melekat dalam setiap pemodif Thailook style, pada tahun 2015 banyak diaplikasikan pada skuter matic dan menjadi cirri khas kebanggaan pengguna kendaraan roda dua bertransmisi otomatis itu. Sebenarnya Thailook style ini atau Mothai ini sudah lama masuk ke Indonesia, karena aksesoris yang terus terupdate dan penggemar yang semakin banyak menjadikan gaya Thailook style ini makin banyak diminati.

Agung KTRL (Kaskus Thailand & Racing Look ) Zone Gedung Doro said “Thailook itu, motor daily yang menggunakan part spesial motor besar seperti pengereman, dan gunanya untuk meningkatkan peforma dan sekaligus pendongkrak tampilan, Thailook style menurut saya itu identik dengan aura racing/balap karena semua part yg digunakan itu part yg sesungguhnya digunakan untuk motor-motor yg sangat mengutamakan peforma”.


Dicki PANIC (Purwakarta Nouvo Automatic community) said “Karena modifikasi kita kiblatnya di Thailand mau tidak mau harus ngikutin arah atau kiblatnya di sana”.


Dari  penggemar modifikasi Thailook/ Mothai banyak bermunculan komunitas, mulai dari KTRL (Kaskus Thailand & Racing Look), IIT (Iseng-iseng Thailook), WWLS (Wara-wiri Look Style), dan MATIC 17. Komunitas ini menjadikan sarana untuk bertukar pikiran dan bagaimana solidaritas itu sendiri terjalin. Komunitas ini terbentuk karena hobi yang dijalani sama dan menyenangkan bagi mereka.


Itu dia seputar modidikasi Thailookstyle. semoga memberi manfaat dan menambah pengetahuan kawan-kawan. Bagi yang mau ikut komunitas modifikasi thailook style, silahkan dicari diinternet komunitas-komunitasnya berdasarkan kota masing masing. Makasih udah baca dan salam.

(egiwidiyanto)
(isnonuggraha)

***

Kamis, 04 Januari 2018




Seperti yang udah gw bilang pada awal januari ini, bahwa gw bakalan aktif nulis blog. Dan dari semalam, hingga pagi ini gw berkerja keras(lebay amat) buat mikirin dan bikin logo. Yang akhirnya keempat blog gw selesai dibikin logonya. Dan di postingan ini gw mau ngasih tau logo-logonya. serta pemaknaan juga di dalamnya. Yuk langsung simak aja.



1. Logo 1001 kisah kita

      

Logo ini gw gambarkan seperti cermin, walaupun ada yang tidak sama di sana. Yang bedanya adalah angka 1 dan huruf s dan 1. Tapi yang mau gw garis bawahi adalah seperti kalimat yang tercantum di bawah logo itu "Cerita adalah cerminan diri". Yak, karena memang gw bikin 1001kisahkita ini awalnya dari kejadian sehari-hari, yang akhirnya dituangkan ke dalam tulisan.



Dengan artian, segala cerita yang terjadi di dunia ini adalah cerminan dari diri kita. Dan ada teorinya, teori mimetic/mimesis namanya. Yah seperti itulah, makna dari logo ini,


2. Logo Go in the article


  Nah yang selanjutnya Go in the article. Di sana ada lambang daun dan pohon berbentuk G, ada tulisan in yang berwarna merah , ada pensil juga, ada headphone , ada kata he, ada kata Art juga.



Sebenarnya ini secara tidak sengaja tergambarkan, yang didalamnya terdapat banyak sekali makna. dalam pemilihan namapun dulu gw ga tau bakalan jadi banyak makna gini, seakan-akan  segalanya mengalir dan menemukan maknanya sendiri(mistis) hehe.




oke arti dari logo ini batang pohon dan Dedaunan menggambarkan bahwa kita hidup tidak hanya dengan satu aspek, tapi denan banyak aspek, tidak hanya dengan satu daun, namun banyak bahkan ratusan atau ribuan, ini menggambarkan passions yang harus kita lihat dan coba satu per satu.

kata 'in' yang bertulisan merah disitu menggambarkan nama gw yang disingkat IN, juga He itu menggambarkan bahwa gw laki-laki. Headphone menggambarkan salah satu bahasan yang ada di dalam blog ini, yaitu musik. dan tentu kata ART mengartikan seni. Kalimat 'Discover more Passions memberikan penegasan makna pada logo tersebut.


3. Disnothing 


 Kalau yang di atas tadi paling banyak maknanya, maka ini termasuk yang paling dikit pemaknaanya. Tapi bukan berarti gak ada artinya, tetap ada artinya. Cuma lebih lemah dari yang di atas, seperti kesan yang dibut dalam namanya.



Dalam logo tersebut gw kasih makna pada huruf D, huruf i s n o dan huruf G yang seperti kepala orang yang mau makan orang(serem amat). Selebihnya penegasan makna pada quotesnya "create something by nothing".




Duruf D yang gw kasih 4 warna di sana Biru tua, biru muda, Ungu, dan hijau biru. Ini maknanya hanyalah menjadikan sesuatu dari ketiadaan. kemudian kata isno, ya itu nama gw, karena dalam blog ini yang bakalan banyak gw post adalah karya-karya gw. Dan gambar orang yang menganga pada huruf G mengartikan ekspresi. Dan terakhir , namanya disnothing namun artinya adalah menjadikan suatu ketiadaan menjadi seseuatu yang bisa dilihat orang lain.


4. To somewhere only we know



Ini bisa dibilang logo favorit gw, karena di dalmny ada gambar gw. haha. bukan, bukan karena itu. ini menjadi yang paling gw senangi adalah karena suasana yg tergambar disana memang memberikan rasa. dan gw pun suka ngeliatinnya. tanpa diartikanpun sebenarnya itu sudah bisa dibaca dan diterka artinya bahwa ini tentang traveling.



logo yang gw kasih di sana yaitu tentang lingkaran, image gw membawa tas, dan beberapa stuf di dalam lingkaran. dari semua ini artinya cuma satu. yaitu "Gw siap travel ke suatu tempat, dan gw sudah menyiapkan semuanya". udah gitu aja 😜



Nah itu dia penjelasan dan pemberitahuan tentang logo baru dari semua blog pribadi gw. kalo kalian ada pendapat , saran, bahkan kritik, silahkan komentar ya guys. baca juga postingan lain dari blog gw. Bisa di cek di BLOG ISNO. itu aja, sekian terimakasih.

(isnonuggraha)

***

Rabu, 03 Januari 2018

Berbahasa

Singkat cerita, beberapa bulan kini telah dijalani di Kota Bandung. Bertemu banyak orang yang berbeda bahasa denganku. Aku belajar perlahan-lahan untuk menguasainya.

Di Kampus yang aku tempati, Bahasa Sunda sering digunakan. Walaupun dengan bahasa Sunda kasar(sehari-hari). Ya, di bahasa Sunda memiliki tatanan berbeda untuk berbahasa. Bahasa yang digunakan dari teman kepada teman, orang asing yang sepadan, sahabat dekat, atau kepada orang yang lebih tua, semua ini memiliki perbedaan penggunaan bahasa.

Dalam belajar bahasa, kuncinya adalah digunakan sehari-hari dan jangan malu atau takut untuk menggunakannya. Karena walaupun salah, nanti juga akan belajar. Bahkan, pada awal aku belajar bahasa sunda, sempat disalahajarkan oleh temanku. Misalnya bahasa yang kasar, sering juga menjadi bahan candaan teman-teman yang lain. Sudahlah, hal ini biasa, jangan diambil hati. Nanti juga kamu akan mengenangnya dan tertawa mengingatnya.


Aku kuliah di jurusan Sastra Inggis, bidang kesusastraan, Fakultas Ilmu Seni dan Sastra. Ya, kemampuan bahasa Inggris-ku memang tak seberapa pada awal mula masuk, tapi sebenarnya aku sangat suka. Pasalnya pada kelas 2 Sekolah Menengah Kejuruan dulu, aku mempunyai guru Bahasa Inggris yang begitu mahir Bahasa Inggrisnya, Sehingga aku terinspirasi olehnya. Ingin menjadi seperti dia, hingga belajar dengan cukup serius. Ya, walaupun tetap saja pada waktu itu masih segitu segitu saja. Pada akhirnya, karena kecintaanku pada Bahasa Inggris belum usai ketika lulus SMK, aku memutuskan untuk masuk jurusan Bahasa Inggris atau lebih tepatnya Sastra Inggris.

Kini, aku mempelajari 3 bahasa sekaligus, Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, dan Bahasa Inggris. 'Mother tounge' yang aku miliki adalah bahasa Melayu Belitung. Yang pada dasarnya logat dan bahasanya masih banyak yang berbeda dari bahasa Indonesia, namun aku tidak terlalu kesulitan belajar bahasa nasional ini. Karena dulu Sewaktu kelas 3 SMK, aku mempunyai teman yang bernama Faldi. Anak Tangerang yang berbahasa dan berlogat Betawi. Orangnya lucu banget, candaannya masuk dengan dengan candaan ku. Nah, karena perbedaan bahasa Melayu Belitung dan bahasa Tangerang ini lah kami sering kali menyatukannya dengan berbahasa Indonesia, sehingga untuk berinteraksi dengan orang-orang sekitarku yang di Bandung menjadi mudah.

Aku ingat, aku mempunyai teman yang sangat suka Bahasa Inggris juga sama sepertiku yang dikarenakan hal yang sama pula yaitu karena guru Bahasa Inggrisnya menyenangkan dan sangat menginspirasi. Namanya Beyli. Orang yang simple, 'businessman' banget, tapi suka bermain game terutama 'Point Blank'.


Nah, pada waktu kelas 3 smk, pernah buming anak SMA menyanyikan lagu 'Grenade' dari Bruno Mars di kompetisi musik X-factor. Dia menyanyikannya dengan sangat bagus, suaranya merdu dan pelafalannya sangat pas. Seketika dia menjadi viral saat itu, begitu juga di Belitung, seharian kami membahas tentang anak ini, Fatin sidqia lubis namanya. yang sekarang sudah menjadi seorang musisi terkenal dan sudah mempunyai banyak lagu hits di tatanan Musik nasional indonesia.

Tidak berhenti di situ, Saat masuk kuliah aku juga mempunyai teman yang sejiwa, begitu menyukai Bahasa Inggris, dan orangnya lebih 'show up' dari pada aku. Mis'an namanya, inginnya dipanggil 'Clek', seorang atlit boxing, dia juga bilang karena boxing lah dia bisa berkuliah saat ini. Si Clek ini sangat suka Bahasa Inggris, saking sukanya setiap ngobrol denganku dia sering menggunakan ekspresi dengan Bahasa Inggris. Tapi ada hal lucunya, karena dia terlalu sering menggunakan bahasa sunda(dia memang keturunan sunda yang berasal dari garut) logatnya menjadi sangat sunda, maksudnya dari setiap penyebutan dia sering mengalami kesulitan. seperti sulit membedakan penyebutan 'p' dan 'f' atau nada nada dari kalimat dan kata. Berbicara Bahasa Inggris dengannya menjadi sangat lucu sekaligus menyenangkan.

Dengan ketiga bahasa itu ditambah bahasa melayu Belitung, aku berfikir aku bisa masuk ke komunitas bahasa yang disebut 'Polyglot'. Pada dasarnya, 'Polyglot' adalah orang yang bisa berbahasa 3 atau lebih bahasa. Dari sewaktu SMK pula, aku sering mengeksplor dunia luar(di luar belitung), aku menemukan bahwa ada komunitas ini dan ada salah satu cabangnya di Bandung. Hingga bermimpi pada suatu saat nanti ketika aku sudah ahli banyak bahasa aku bisa masuk secara resmi ke dalam komunitas ini. Namun, sekarang juga sudah masuk sebenarnya, tapi hanya secara online. Aku sering menghafal dan mengambil banyak materi pelajaran bahasa dari akun 'Facebook Polyglot Indonesia'. Namun tidak bertahan lama, hanya sekitar satu bulanan, aku mulai menurangi aktifitasku di dunia maya, karena terbentur kegiatan dunia nyata yang tak bisa dihindari.


Ada bahasa yang sebenarnya aku pelajari secara selingan, yaitu bahasa Korea atau lebih dikenal hangul. Aku bisa menulis dan mengeja bahasa ini, Kenapa aku belajar bahasa ini ? pertama karena aku suka menonton film movie korea, yang mana pula sekaligus suka dengan bahasa yang diucapkannya. Pada suatu waktu, aku menemukan movie yang sangat seru yaitu 'my sassy girl' 2001, yang membuatku terinspirasi dan ingin belajar bahasanya.

Sampai saat ini yang kuyakini bahwa bahasa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, dengan bahasa kita bisa mencapai keinginan yang kita tuju. Bisa mengenal hal-hal baru juga. Ku yakin juga bahwa semua orang setuju dengan ini. Meskipun sampai saat ini aku belum menguasai bahasa yang aku sukai, paling tidak aku bisa menggunakannya untuk beberapa keperluan yang aku suka berada di dalamnya.

***

Untuk tulisan dan karyaku yang lainnya bisa dibaca di Disnothing. Terimakasih :)